Orang Baik

Orang baik itu ada, ya masih ada. Ketika banyak orang sudah mulai bersikap apatis satu dengan lainnya, acuh terhadap sesuatu, hirau akan hal jelas di depan mata, merasa tindakan tersebut adalah benar adanya, masih ada yang tersisa. Segelintir orang baik. Orang yang bisa dengan halus memperbaiki apa yang salah, yang tak segan bertegur sapa, yang menawarkan bantuan di saat orang lain sungkan untuk meminta. Ya, orang baik itu masih ada. 

Entah itu sebuah kebiasaan orang baik tersebut, atau memang itu hanya sebuah tindakan ketidaksengajaan. Tapi sikapnya tersebut cukup memberikan efek terhadap lawan bicaranya. Sedikit contoh yang saya rasakan beberapa waktu lalu.

Ada saat dimana saya dikoreksi salah satu gerakan sholat oleh orang sebelah saya. Beliau peragakan hal yang salah lalu mengoreksinya. Hal kecil, dimana posisi telapak tangan saat bersujud. Entah mungkin saya sedang dalam fase sensitif atau bagaimana, tapi saya merasa haru saat dikoreksi. Sebelumnya memang belum pernah ada orang asing yang menegur serta memperbaiki beberapa hal di diri saya.

Juga di waktu yang lain, ketika saya cukup dalam keadaan haus, dan entah mungkin muka saya terlihat merana kehausan, seorang ibu samping saya tiba-tiba bertanya, 'Neng haus? mau minum?' Belum sempat saya menjawab, ibu tersebut meminta tolong teman sebelahnya untuk mengambilkan air kemasan gelas yang tersedia untuk dioper diberikan kepada saya. Jadi itu posisi saya tepat berada di tengah-tengah, sehingga agak sulit untuk mengambil air yang tersedia di ujung ruangan, dan harus menginjak space banyak orang untuk menuju ke sana. Sederhana, tapi saya terharu juga.

Ada juga saat saya berada di dalam suatu forum, saya anggap dia stranger, karena kita pertama kali bertemu, sedikit basa basi, - mbak dari mana? - oh saya dari area Taman Makam Pahlawan - mbaknya dari mana? - saya dari Kebon Nanas - oh gitu, udah mau mulai mbak, hayu masuk. Sebatas itu, setelah masuk ke ruangan, tidak bersebelahan tidak pula dekat duduknya. Forum selama hampir 3 jam itu pun selesai. Ketika jalan pulang, sudah setengah jalan menuju kosan, tiba-tiba ada yang mendekati dengan motor dan meng-klakson, mbak duluan yaa, marii. Sedikit loading, siapa itu? dilihat dari jaketnya, oh iya itu mbak-mbak yang pas di pintu masuk.

Mungkin bagi beberapa orang, beberapa kejadian  di atas merupakan hal biasa, biasa dilakukannya kepada orang lain, tapi utamanya bagi saya pribadi, yang terlalu acuh untuk mengoreksi orang di sebelah saya, maupun aware terhadap keadaan orang di sekitar, juga sedikit memberi salam terhadap orang asing saat pertama kali bertemu, yang jauh lebih asik dengan dunia saya sendiri tanpa menghiraukan lainnya, namun ketika diperlakukan demikian oleh orang lain, cukup membuat saya berdecak kagum dan haru terhadap orang-orang baik tersebut.

Entah apa yang ada dalam pikiran saya, tapi tiba-tiba terlintas film Pay it Forward. Hm. Terlintas di pikiran saya, untuk mencoba mencontoh hal tersebut kepada orang lain di sekitar saya, ya! kenapa tidak?

Comments